Pemetaan Masalah Sampah Sebagai Masalah Lingkungan Sosial

by 03.46.00 0 comments
Halo!
Kali ini saya akan membahas pemetaan masalah masyarakat mengenai Sampah sebagai masalah lingkungan sosial.

Pengertian Singkat Sampah
Sampah adalah sisa daripada kegiatan manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organic atau anorganik, dan bersifat terurai dan tidak terurai yang dianggap tidak berguna dan dibuang ke lingkungan. Digolongkan menjadi dua, yaitu :
Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng, (Gelbert dkk, 1996).

Masyarakat dan Sampah
Masalah sampah agaknya sulit untuk dituntaskan. Meskipun pemerinta sudah melakukan berbagai upaya, sampah tetap menjadi masalah utama. Masyarakat masih suka membuang sampah, dan adanya pertambahan penduduk , membuat jumlah sampah makin meningkat.
Buang sampah sembarangan agaknya sudah menjadi kebiasaan masyarakat, karna kesadaran masyarakat itu sendiri yang masih sangat rendah, mereka menganggap hal itu adalah hal yang wajar, sehingga tidak ada seorangpun yang menegur apabila seseorang membuang sampah. Selain itu masyarakat juga berpikir bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah sebuah dosa, dan juga tidak tersedianya tempat sampah yang memadai, jadi mereka santai saja membuangnya di kolong, tanah kosong ataupun sungai.

Dampak Negatif Sampah
Dampak negatif sampah-sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemarkan tanah. Yang dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi ( refuse) karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya. Sampah itu sendiri memiliki dampak terhadap manusia dan lingkungan, yaitu :
Dampak terhadap kesehatan, sepeti penyakit diare, kolera, tifus, penyakit jamur (jamur kulit) dll
Dampak terhadap Lingkungan, Cairan rembesan sampah dapat mencemari air, berbagai organism termasuk ikan dapat mati sehingga mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Dampak Terhadap keadaan Sosial dan Ekonomi, pengolahan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit). Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
Penanggulangan Sampah

Masalah diatas dapat diselesaikan dengan Konsep 3R, yaitu upaya pengurangan pembuangan sampppah melalui program menggunakan kembali (Reuse), mengurang (Reduce), dan mendaur ulang (Recycle).
1. Reuse (menggunakan kembali) yaitu penggunaan kembali sampah secara langsung,baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.
2. Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah.
3. Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan.
Waktu ini terus berjalan. Tidak dapat kembali ke masa lampau, ataupun dengan cepatnya menuju masa yang akan datang. Semua butuh proses. Apa kalian pernah mengalami hal yang tidak butuh proses? Jika iya, tentunya itu adalah hal yang tidak terlalu serius. Sebagai contoh, bayi tumbuh menjadi remaja membutuhkan proses, anak menjadi pintar membutuhkan proses yaitu belajar. Demikian pula dengan penanggulangan sampah tersebut.

Metode Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah merupakan sebagai suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbungan, penyimpanan sementara, pemindahan, pemprosesan dan pembuangan sampah akhir, dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik (engineering), perlidungan alam (conservation), keindahan dan pertimbangan lingkungan lainnya dengan mempertimbangkan sikap masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa ruang lingkup dari pengelolaan sampah yaitu fungsi administrativ, perencanaan dan teknik-teknik yang terlibat dalam keseluruhan penyelesaian masalah sampah. Dalam pengelolaan sampah ada empat unsur yaitu wastes generation atau sumber sampah, penyimpanan sampah, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir.
Menurut Didik Saruji (1982), dalam tiap-tiap elemen pengelolaan sampah dapat dijelaskan sebagai berikut: 
a.       Proses Yang Menghasilkan Sampah
Proses yang menghasilkan sampah meliputi aktivitas pembuangan sampah yang tidak berguna lagi yang dibuang begitu saja oleh pemiliknya atau dikumpulkan terlebih dahulu. Pengawasan dalam tahap ini sulit dilaksanakan karena dipengaruhi oleh individu ataupun lokasi dimana suatu prosese tersebut menghasilkan sampah sehingga tidak dimasukan elemen fungsional dalam pengelolaan sampah.

b.      Penyimpanan (storage)
Penyimpanan atau pewadahan adalah salah satu cara penampungan sampah sebelum dikumpulkan, pindahkan, angkut dan dibuang ketempat pembuangan akhir (TPA). Penyimpanan sampah yang dimaksud adalah tempat pembuangan sampah sementara sebelum diangkut serta dibuang. Penyimpanan sampah setempat atau dekat dengan penghasil sampah merupakan hal yang penting dalam pengelolaan sampah yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat sekitar sebab dapat melibatkan nilai-nilai keindahan,kesehatan dan ekonomi.
Adapun syarat-syarat tempat sampah sebagai berikut:
1.        Konstruksi yang harus kuat.
2.       Mudah diisi, dikosongkan dan dibersihkan.
3.       Berukuran sedemikian rupa sehingga mudah diangkut.
4.      Kedap air dan tidak mudah berkarat.
5.       Mempunyai penutup yang rapat sehingga tidak menarik serangga ataupun binatang lainnya.
6.      Mengingat sampah yang dihasilkan pada sebuah pasar terdiri dari dua jenis yaitu sampah basah (organik) dan sampah kering (anorganik), tentunya mempunyai tempat sampah yang harus sesuai dengan jenis sampahnya. 

c.       Pengumpulan (collection)
Sampah sebelum dibuang harus dikumpulkan dulu asalnya mengunakan sapu, penggaruk, gerobak, dll. Akan tetapi pengumpulan sampah bukan sekedar mengumpulkan, tetapi mengangkutnya sampah ketempat pengumpulan atau tempat pembuangan sementara (TPS). Pengumpulan sampah dapat dilakukan satu kali dalam sehari karena pasar merupakan penghasil sampah yang jumlahnya banyak khususnya sampah organik, dimana dapat menimbulkan bau yang busuk dan perkembangbiakan lalat dan tikus.
Pengumpulan sampah dapat dilakukan sebagai berikut:
1)       Perorangan yaitu orang mengumpulkan sampah untuk dibuang pada tempat pembuangan sampah sementara.
2)      Pemerintah yaitu petugas kebersihan yang mengumpulkan dengan menggunakan truk atau gerobak sampah..
3)      Swasta yaitu hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku perusahaan, seperti pembuatan kertas, karton dan plastik.

Adapun pola pengumpulan sampah sebagai berikut:
1)       Pola Individual Langsung.
Adalah cara pengumpulan sampah dari rumah-rumah atau sumber sampah dan diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan.
2)      Pola Individual tidak Langsung
Adalah cara mengumpulkan sampah dari masing-masing sumber sampah di bawah lokasi pemindahan dengan menggunakan gerobak kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir atau TPA.
3)      Pola Komunal Langsung
Adalah cara pengumpulan sampah dari masing-masing titik wadah komunal dan diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA)
4)      Pola Penyapuan Langsung 
Adalah cara pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan menggunakan gerobak (Departemen PU. 1993).
Dalam sistem pengumpulan sampah yang perlu diperhatikan adalah waktu, frekuensi pengumpulan, pengangkutan, pekerja, dan, peralatan yang digunakan, biaya partisipasi dan lain.
5)      Pengangkutan Sampah (transport)
Pengangkutan sampah adalah pemindahan sampah dari tempat pembuangan sementara ke tempat pembuangan akhir yang relatif besar.
Pola pengangkutan sampah dapat dilakukan berdasarkan sistem pengumpulan sampah sebagai berikut :
1.        Untuk pengumpulan sampah yang dilakukan dengan sistem pemindahan (Transport Depo) dilakukan dengan cara :
a.       Kendaraan angkutan dari pool lansung menuju lokasi pemindahan atau transfer depo untuk mengangkut sampah lansung ketempat pembuangan akhir (TPA).
b.      Dari tempat pembuangan akhir kendaraan tersebut kembali ke transfer depo untuk pengambilan pada ret berikutnya.
2.       Untuk pengumpulan sampah kontainer dengan sistem kontainer pola pengangkutan sebagai berikut:
a.       Sistem pengosongan kontainer dengan proses:
1.        Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah ke TPA.
2.       Kontainer kosong dikembalikan ke tepat semula.
3.       Kendaraan menujuh ke kontainer isi berikutnya untuk di angkut ke TPA.
4.      Demikian sampai ret berakhir.

e.      Pengolahan dan Pemanfaatan Kembali (Processing and Recovery)
Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk manjadi bermanfaat antara lain pembakaran, daur ulang, penghancuran, dan pengeringan.
Pengolahan sampah dan pemanfaatan kembali dapat dimaksudkan penangganan terhadap sampah dengan mengunakan semua teknik, perlengkapan dan prasarana, untuk meningkatkan secara efisien dari semua unsure yang lain untuk memanfaatkan kembali semua benda yang masih bermanfaat maupun mengubah produk yang berasal dari sampah. Salah satu caranya adalah dengan mengubah sampah menjadi kompos. Sampah diolah sedemikian rupa sehingga menjadi lebih bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan. Tidak salah memang karena kompos dapat dimanfaatkan untuk pupuk. (Majalah Healthylife, edisi 05, Mei 2008).

f.        Pembuangan Akhir (Disposal)
Pembuangan akhir sampah adalah suatu tempat untuk mengkarantinakan atau menyingkirkan sampah agar tidak mengganggu kesehatan manusia.
Dalam pemilihan tempat pembuangan sampah akhir ada syarat-syarat umum yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1.        Tercakup dalam perencanaan tata ruang kotor dan daerah.
2.       Jenis tanah yang kedap air.
3.       Daerah yang tidak produktif untuk pertanian.
4.      Dapat dipakai minimal 5-10 tahun.
5.       Tidak membahayakan atau mencemari sumber air.
6.      Jarak dari daerah pusat pelayanan sekitar 10 km.
7.       Daerah bebas banjir.




Septi Lastiani

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Posting Komentar